Sesak menjejak setumpuk sajak
Hancur berkepingdi hamparan berserak
matahari yang sangsi
membakar semak
Bunga layu dihempas seteru saat beranjak semerbak
diterbangkan angin kemarau
baru saja sebabak.
Akan lama
tak seperti lalu
Sesuatu yang baru
Jika matahari tak seterik ini
aku tunggu
saat awan putih menari
Itulah hatiku yang merindu menunggu dibalik pintu
dan sejumput senyuman dan bujuk rayu.
harapan rerintik datang
menghapus derita daun jendela
dan embun di dedaunan dihempaskannya
Meski masih pagi kala
ufuk pun masih juga jingga
Kau tahu
tetesan embun itu adalah air mata
Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita.